Senin, 09 Agustus 2021

Khotbah “Yesus Sumber dan Jaminan Kehidupan”

   

                                                                                                      Samarinda, 02 Agustus 2021

Meilina Simon Sariri

 INJIL YOHANES  15:1-8 (Pokok Anggur yang Benar)


“Yesus Sumber dan Jaminan Kehidupan”

Syalom...Bapak/I, dan Sdra/I, bacaan kita dalam teks ini berbicara tentang Yesus sebagai pokok Anggur yang benar yang memberikan dan menjanjikan jaminan kehidupan (berbuah). Jaminan kehidupan di berikan kepada orang-orang yang percaya, hidup dan tinggal di dalam Yesus. Ini bukan semata-mata harapan dari kita sebagai manusia, namun merupakan pemberian Yesus yang menjadi sumber jaminan kehidupan orang-orang yang hidup percaya, berserah dan tinggal di dalam Dia. Sama halnya dengan yang dikisahkan dalam teks bacaan kita saat ini.

Kitab Injil Yohanes ini di tulis oleh Rasul Yohanes, anak Zebedeus pada saat dia berada  di Yerusalem. Yohanes menulis kitab ini sebelum dia di buang ke pulau Patmos. Yohanes menulis kitab ini untuk menggambarkan perjalanan hidup Yesus dari permulaan sampai penyaliban dan kebangkitan, seperti yang juga tercatat dalam injil sinoptis lainnya dengan ciri dan khas masing-masing penulis. Kemudian, dalam menceritakan kisah dan perjalanan Yesus Kristus, Yohanes tidak hanya mengisahkan karya keselamatan-Nya, tetapi juga karya penginjilan yang Dia lakukan selama hidup-Nya. Dalam melakukan penginjilan-Nya, salah satu metode  yang Ia pakai yaitu ‘Perumpamaan”. Dalam teks bacaan ini, mengambil salah satu perumpamaan tersebut yakni “Pokok Anggur yang Benar”.

            Bapak/i, Sdr/I, dalam teks ini, Yesus sendiri mengumpamakan diri-Nya sebagai pokok Anggur yang benar. Pohon atau pokok Anggur adalah pokok tanaman yang memiliki dan menghasilkan buah yang banyak. Di dalam Perjanjian Lama, Anggur melambangkan keberhasilan Israel yang melakukan pekerjaan Allah di dunia.  Kemudian di dalam Perjamuan Paskah, buah Anggur merupakan lambang kebaikan Allah bagi umat-Nya. Kemudian, di dalam teks bacaan ini, di mana Yesus mengumpamakan diri-Nya sendiri sebagai pokok Anggur yang benar dan di mana Allah merupakan pengusaha yang merawat dan menumbuhkannya (ayat 1&2). Lebih lanjut Yesus menjelaskan kepada Murid-murid-Nya dengan mengisahkan dua jenis ranting (ayat 3). Ranting dari kata dasar Yunani yaitu “Klèma”, kata ini di sebutkan sebanyak 4x d alam bacaan ini. Di mana dalam ayat ini menyebutkan dua jenis ranting, yakni ranting yang tidak berbuah dan ranting yang menghasilkan buah. Kemudian, penjelasan dari kedua ranting ini sesuai dengan teks bacaan yakni:

-          Yang pertama: Ranting yang Tidak Menghasilkan Buah (ayat 4, 5 & 6)

Ranting ini akan di potong dan di bakar karena tidak menghasilkan buah seperti yang di inginkan oleh Tuannya (Allah). Yesus mengatakan bahwa jika manusia tidak tinggal dan hidup di dalam Dia, maka kita sebagai manusia tidak akan pernah bisa berbuah. Dia menekankan Kemahakuasaan-Nya sebagai satu-satunya yang bisa memberikan kehidupan. Dan ketika manusia tidak tinggal dan hidup di  dalam-Nya, maka nasibnya akan sama seperti ranting yang tidak menghasilkan buah itu lalu kemudian di campakan kedalam api dan di bakar (neraka).

-          Yang ke dua: Ranting yang Menghasilkan Buah

Penjelasannya merupakan lawan dari buah pertama di atas, di mana, ranting ini merupakan ranting yang hidup dari pokoknya dan menghasilkan buah yang sangat banyak. Ranting ini bagaikan manusia yang tinggal di dalam Allah sehingga dia menghasilkan buahnya, kehidupannya di jamin, bahkan segala keinginannya akan di penuhi. (ayat ke 7).

Perumpamaan tentang pokok Anggur yang benar dan juga pengertian tentang ranting yang tidak berbuah dan yang berbuah ini kembali menjadi perumpamaan tentang kehidupan kita sebagai umat manusia dalam memaknai kehadiran Allah dalam kehidupan kita. Allah menuntut kita untuk hidup di dalam Dia yang memberikan kehidupan. Yesus sendiri bahkan memberitahukan akibat dari keegoisan kita yang tidak mau menerima dan hidup di dalam Dia yakni kehidupan yang akan di buang dan di campakan ke dalam api. Yesus sendirilah yang mengakui otoritas-Nya sebagai yang Maha kuasa yang mampu menentukan dan menjamin kehidupan tiap-tiap ranting-Nya dan tiap-tiap kehidupan umat yang di kasihi-Nya, tentu dengan tuntutan-Nya untuk hidup dan tinggal di dalam-Nya (ayat 8).

Dalam bacaan kita ini, Allah menuntut kita untuk tinggal di dalam-Nya dan menghasilkan buah yang banyak. Kata “buah” dalam bahasa Yunani merupakan kata benda maskulin tunggal dengan kata dasar “Karpos” yang berarti “tuaian”, di mana kata ini di sebutkan sebanyak 6x dengan kata “berbuah”. Tentu, kata ini memiliki makna dan arti yang sangat mendalam. Allah menekankan kata “berbuah” dan ini di tujukan kepada orang-orang yang tinggal dan hidup di dalam-Nya sebagai jaminan. Sebaliknya dengan orang-orang yang tidak tinggal di dalam Allah, maka dia tidak akan menghasilkan buah dan dia sebagai ranting akan di potong dan di campakan ke dalam perapian yang menyala untuk kemudian di bakar, sebab tidak ada gunanya lagi dia hidup, apalagi tidak hidup dan tinggal di dalam Allah.

Nah, apa yang dapat kita refleksikan dari teks yang menjadi renungan kita ini?

Yaitu bahwa mari kita memenuhi tuntutan, panggilan dan perintah Yesus Kristus Tuhan kita untuk hidup dan tetap tinggal di dalam-Nya. Mari kita berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam-Nya sebagai umat tebusan-Nya. Timbal balik yang akan kita dapatkan yakni kehidupan yang di jamin oleh-Nya, dan memenuhi keinginan kita dengan memberikan yang terbaik untuk kita. Namun perlu di pahami bahwa, hidup di dalam Yesus dengan tujuan untuk mendapatkan semua yang kita inginkan adalah salah. Sejatinya bahwa merupakan keharusan untuk tinggal di dalam Dia, karena hanya Dialah jalan keselamatan dan hidup, di luar Dia, tidak ada jalan lain. Untuk itu mari hidup dengan sungguh-sungguh di dalam-Nya, tidak untuk mendapatkan imbalan karena apa pun yang kita berikan, tidak akan pernah setimpal dengan apa yang sudah Dia berikan, tetapi hidup untuk mengaku bahwa Dialah Tuhan dan Juru Selamat yang ajaib itu. Hidup dalam Dialah merupakan satu-satunya jalan menuju keselamatan yang kekal dan abadi. Dia memanggil kita untuk hidup dan tinggal di dalam-Nya karena kasih-Nya kepada kita. Responlah kasih-Nya dan layanilah Dia dalam setiap aspek kehidupan kita. Kehidupan kita sebagai persembahan yang hidup untuk tinggal dan tetap di dalam Dia yang memberikan kehidupan.

Mari tunaikan tugas dan panggilan kita sebagai umat tebusan dan kepunyaan-Nya utuk hidup di dalam Dia, berakar, bertumbuh dan menghasilkan buah yang banyak, dan semua itu hanya untuk kemuliaan Yesus Kristus semata. Percaya, bahwa hidup kita tidak akan sia-sia di dalam-Nya, Yesus menjanjikan jaminan kehidupan yang kekal, seperti tema kita saat ini yakni “Yesus sumber Kehidupan”.   

Kiranya Roh Kudus yang akan memapukan kita untuk mengimplementasikan Firman-Nya dalam hidup dan karya kita di dunia ini. Amin Firman Tuhan.               

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar